Rabu, 13 Agustus 2008
Langkah Zig Zag Band Indie
Bermusik di jalur indie memberi kepuasan luar biasa.
Lagu cinta melulu
Kita memang benar-benar melayu
Suka mendayu-dayu
Apa memang karena kuping melayu
Suka yang sendu-sendu
Lagu cinta melulu
Efek dari banjir lagu-lagu cinta membikin Efek Rumah Kaca justru gerah. Band yang digawangi Cholil Mahmud (vokal, gitar), Adrian Yunan Faisal (bass), dan Akbar Bagus Sudibyo (drum) itu pun lantas merangkai lagu Cinta Melulu. Tentu saja ini bukan lagu cinta.
Cinta Melulu adalah (lagu) kritik. Yakni, kritik Efek Rumah Kaca terhadap industri musik di Indonesia yang dijubeli lagu-lagu cinta melulu. Sebab itulah, album perdana band yang berdiri pada 2001 ini tak melulu lagu cinta. Bahkan, lantaran ogah memuja-muja cinta, mereka mencipta lagu Jatuh Cinta Itu Biasa Saja
Sebab hidup bukan melulu soal cinta, Efek Rumah Kaca mengangkat pelbagai tema dalam karya-karyanya. Turut menyuarakan efek negatif konsumerisme lewat Belanja Terus Sampai Mati. Bahkan soal pentingnya menjaga kesehatan mata lewat lagu Sebelah Mata. Seperti namanya, Efek Rumah Kaca, band ini tentu saja mengusung tema-tema krisis lingkungan dalam karya-karyanya.
''Kami ingin keluar dari mainstream),'' ujar Akbar. Dengan cara mencelat dari arus utama, Efek Rumah Kaca mampu merekam realitas secara lebih utuh dan--sekali lagi--tidak terjebak pada semata isu-isu cinta yang banal, berikut tetek bengek-nya, yang merupakan tema besar dalam industri musik.
Toh, bukan tanpa alasan jika Efek Rumah Kaca bisa leluasa berekspresi, menyuarakan segala unek-uneknya, dari isu politik, sosial, hingga hal remeh temeh lewat album self titled, Efek Rumah Kaca, yang dirilis pada 2007 itu. Inilah berkah pilihan berkarier di jalur indie.
Identitas indie kerap ditakzimkan kepada sebuah band lantaran mereka menyuguhkan musiknya dengan gaya yang berbeda dan terkesan melawan arus. Identitas indie, menurut pengamat musik David Tarigan, lekat dengan keleluasaan bereksperimen para musisi-musisinya. ''Lazimnya, band-band indie membawakan musik tanpa beban,'' ujar pemilik Aksara Records itu.
(dikutip dari Republika.com)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar